Gelar Reses di Dua Lokasi, Johannes Hutagalung Jemput Aspirasi Masyarakat Medan
Februari 23, 2025Medan (Jurnaldaily.com) Anggota DPRD Kota Medan, Johannes Haratua Hutagalung S.Sos menggelar kegiatan Reses II Masa Persidangan II Tahun Sidang 2025 Tahun Anggaran 2025 di dua lokasi, Sabtu (22/2/25). Dalam kegiatan tersebut, politisi PDI Perjuangan Kota Medan ini menjemput aspirasi dan keluhan warga Kota Medan.
Pada sesi pertama reses yang digelar di Jalan Sei Batu Gingging Pasar 10 Melintang, Kelurahan PB Selayang 1, Kecamatan Medan Selayang, beberapa warga yang hadir menyampaikan aspirasi dan keluhannya.
Seperti disampaikan Bahder Hasibuan warga Jalan Sei Batu Gingging yang mempertanyakan masalah penyaluran bantuan sosial kepada warga lanjut usia (lansia) di daerah tersebut.
“Kami mempertanyakan penyaluran bantuan lansia di daerah ini. Karena di akhir 2024 lalu sepertinya ada perubahan penyaluran bantuan dimana yang tadinya tidak terima bantuan jadi terima begitu juga sebaliknya. Apakah ini merupakan peraturan dari pusat atau kebijakan pemda?” tanya Bahder Hasibuan yang juga Koordinator Kelompok Lansia di daerah itu.
Kemudian Bahder juga pertanyakan petugas pendamping dari Dinsos yang berjanji mengakomodir bantuan untuk lansia, namun hingga kini tidak ada realisasinya.
“Kami minta daftar penerima bantuan di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) kembali didata ulang. Karena masih ada lansia yang tidak punya penghasilan tapi tidak dapat bantuan,” katanya seraya juga meminta agar aparatur pemerintah setempat dapat mensosialisasikan hasil Musrenbang kepada warga.
Salah seorang lansia yang hadir juga mengakui hingga kini dirinya tidak pernah mendapat bantuan.
“Saya telah berapa kali didata, namun tidak pernah dapat bantuan. Mohon pak agar dilakukan pendataan ulang di DTKS agar kami lansia yang membutuhkan dapat bantuan,” ucapnya.
Persoalan lainnya juga mencuat di pelaksanaan reses tersebut. Hasniah Harahap mengeluhkan adanya penembokan di Jalan Sei Belutu Melintang 1. Penembokan ini membuat warga sulit beraktivitas melalui jalan itu.
Warga telah mengadukan ini ke pemerintahan setempat bahkan telah masuk pengadilan dan dimenangkan warga, namun sampai sekarang tembok itu tidak diruntuhkan.
“Telah lima tahun tembok itu berdiri dan selama itu kami terkurung disana. Tolong pak, itu jalan untuk masyarakat beraktivitas, kami sangat disulitkan dengan tembok ini. Seandainya terjadi kebakaran, kami akan terkurung, pak,” ungkapnya.
Warga lainnya, Sontang Sihotang mengeluhkan pihaknya terganggu dengan keberadaan tempat hiburan malam di lingkungan tersebut.
Sedangkan Nurma br Simanjuntak keluhkan kondisi air sumur di lingkungannya yang keruh dan kuning.
“2024 lalu kami mendaftar program pemasangan pipa gratis ke PDAM Tirtanadi dan mereka telah meninjau langsung ke lokasi pada 2024 lalu. Namun hingga kini tidak ada realisasinya. Mohon dibantu pak,” ucapnya.
Menanggapi persoalan program bantuan lansia, perwakilan Dinsos Kota Medan yang hadir, Rinaldy Sitorus mengatakan untuk lingkungan tersebut pihaknya telah mengirimkan petugas pendamping PKH (Program Keluarga Harapan).
“Sedangkan untuk penerima bantuan lansia wajib telah terdata di DTKS. Tetapi meski telah masuk DTKS, belum langsung mendapatkan bantuan karena keterbatasan kuota. Saat ini penerima bantuan di Kota Medan sebanyak 75 ribu KK, sedangkan yang terdata 185 ribu KK dan kuota DTKS Kota Medan hanya 100 ribu KK. Jadi mohon bersabar untuk antri,” jelasnya.
Namun begitu, Rinaldy berjanji akan menyampaikan masalah bantuan lansia tersebut kepada Kepala Dinas Sosial Kota Medan.
Sementara Johannes Hutagalung meminta kepada Dinsos Kota Medan untuk selalu mengakomodir keluhan warga penerima bantuan sosial.
Anggota dewan yang duduk di Komisi II DPRD Medan ini juga mengimbau kepada warga, bila ada kelompok kecil bersifat sosial boleh mengajukan bantuan ke Dinsos Medan.
“Pengajuan bantuan ini bisa dilakukan menjelang hari besar keagamaan. Syaratnya lampirkan SK Pengurusan kelompok dan sebutkan jenis kegiatannya serta harus diketahui pihak Kecamatan dan Kelurahan,” katanya.
Terkait masalah penembokan jalan, Johannes meminta warga membuat surat pengaduan yang ditandatangani seluruh warga disertai foto tembok yang menghalangi jalan.
“Surat ditandatangani warga yang menyatakan keberatan atas keberadaan tembok. Saya akan bantu mengatasi soal ini. Saya tunggu surat dan data-data lainnya untuk saya tindaklanjuti ke dinas terkait,” tandasnya.
“Begitu juga soal tempat hiburan yang meresahkan warga, agar dibuat surat keberatan warga terhadap keberadaan tempat hiburan tersebut,” sambung wakil rakyat dari Dapil 5 Kota Medan ini.
Sedangkan untuk masalah air bersih, Johannes mengatakan untuk sementara program pemasangan massal pipa gratis ditunda karena efisiensi.
“Saya menyarankan agar warga yang butuh air bersih supaya berkoordinasi dengan pihak kelurahan untuk pengadaan air bersih melalui program di Pemko Medan,” pungkasnya.
Pada hari yang sama, Johannes Hutagalung juga menggelar reses sesi kedua di Jalan Sei Bilah Lingkungan 5 Melintang, Kelurahan Babura, Kecamatan Medan Sunggal. (JD)