Debat Publik Kedua, Mutia: KPU Medan Siap Menggelar Pilkada Serentak 2024

Debat Publik Kedua, Mutia: KPU Medan Siap Menggelar Pilkada Serentak 2024

November 17, 2024 0 By admin

Medan (Jurnaldaily.com) Ketua KPU Kota Medan, Mutia Atiqah didampingi komisioner lainnya membuka Debat Publik Kedua Pilkada Kota Medan 2024, Sabtu (16/11/24) malam di Hotel Grand Mercure Medan.

Dengan Tema “Meningkatkan Pelayanan Kepada Masyarakat dan Menyelesaikan Persoalan Kota Medan”, debat kedua ini diharap dapat menemukan solusi terhadap persoalan-persoalan Kota Medan.

“Tema ini kami anggap penting terkait keberadaan Kota Medan dan semua dinamika  suasananya,” kata Mutia Atiqah

Hal ini dimaksud agar melalui tema ini, semua persoalan-persoalan di Kota Medan mendapat perhatian dari ketiga paslon yang berlaga di Pilkada Medan 2024.

Dikatakan Mutia juga, Pilkada Kota Medan 2024 tinggal 11 hari lagi. Untuk itu, KPU Kota Medan telah sangat bersiap untuk menggelar Pilkada di Kota Medan, termasuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara.

“Persiapan Pilkada telah 99 persen, baik untuk logistik, kesiapan SDM, alat-alat pencoblosan dan kesiapan di TPS,” ujarnya.

Karenanya, sambung Mutia lagi, menjelang hari pencoblosan pada 27 November nanti, pihak KPU Medan sangat berharap suasana kondusif selalu terjaga dengan baik.

“Kami berterima kasih kepada seluruh masyarakat Kita Medan, tim pendukung para paslon dan seluruh pihak, khususnya Polrestabes Kota Medan dan Kodim 0201 Kota Medan yang selalu mendukung dan menjaga iklim yang kondusif pada Pilkada Medan 2024 ini,” ucap Ketua KPU Medan.

Sementara dalam debat publik kedua tersebut, tiga paslon yang maju di Pilkada Medan 2024 kembali memaparkan program kerja bila terpilih sebagai Wali Kota dan Wakil Kota Medan Periode 2024-2029.

Paslon nomor urut 1, Rico Waas – Zakiyuddin Harahap memaparkan akan meningkatkan kualitas pelayanan publik Kota Medan dengan membuka program Curhat Online 24 Jam.

“Pasangan Rico – Zaki akan meningkatkan pelayanan publik jika kami terpilih nanti,” kata Rico Waas.

Rico menyebut, masalah kemiskinan, pengangguran, banjir, macet, infrastruktur dan pelayanan publik merupakan hal utama yang harus menjadi prioritas Pemerintah Kota Medan ke depan.

Karenanya dalam memantau kondisi masyarakat, Rico-Zaki akan membuka pelayanan curhat online 24 jam serta seminggu sekali akan mendengar langsung keluhan masyarakat di Balai Kota.

Sementara Paslon nomor urut 2, Prof Ridha Dharmajaya – Abdul Rani fokus terhadap masalah kesehatan warga Kota Medan. Prof Ridha menyebut Kota Medan butuh perubahan untuk menjamin kesehatan warganya.

“Jadi ini bukan soal masyarakat menggunakan UHC ketika sakit, tapi bagaimana kita mencegah warga kita agar tidak sakit dan tetap sehat. Kita butuh perubahan untuk itu. Dan kami hadir untuk mewujudkan cita-cita tersebut,” tegas Ridha.

Ridha mengatakan bahwa kesehatan masih menjadi permasalahan warga Kota Medan saat ini.

“Beberapa hari yang lalu saya bertemu seorang pria bernama Imam. Imam mengaku sudah menjadi pasien cuci darah di usianya yang masih muda. Itu terjadi karena keturunan dari ayahnya yang mengidap diabetes. Kondisi-kondisi ini lah yang kita sayangkan. Kalau masyarakat sehat, tentu keturunannya akan sehat dan menjadi produktif,” sebutnya.

Kedepannya, Ridha pun berkomitmen untuk menjadikan warga Kota Medan menjadi lebih sehat. Sehingga tidak perlu lagi menggunakan program UHC karena terkena penyakit.

Sedangkan Paslon nomor urut 3, Hidayatullah – Yasir Ridho Lubis mengatakan akan menyelesaikan persoalan kemiskinan di Kota Medan.

“Kantong kemiskinan di Kota Medan masih banyak. Sudah saatnya Pemerintah hadir memberikan pelayanan dan menyelesaikan permasalahan tersebut. Dan kami disini berkomitmen menyelesaikan itu semua,” janji Hidayatullah.

Jika nanti terpilih, Hidayatulloh mengaku bahwa dirinya akan meningkatkan kualitas birokrasi menjadi lebih responsif dan solutif atas segala permasalahan masyarakat Kota Medan.

“Kita akan bangun dengan pendekatan Merit Sistem sehingga birokrasi kita menjadi birokrasi yang responsif dan solutif. Dengan kehandalan birokrasi, kita akan bangun karakter. Kalau bisa dipermudah maka mudahkanlah, kalau bisa dipercepat maka cepatkanlah, kalau bisa dimurahkan maka murahkan dan gratiskanlah,” tandasnya. (JD)