Kegiatan yang terlaksana di Aula Farmasi USU. Dilangsungkan dengan format seminar hybrid dengan mengundang 50 orang partisipan secara langsung dan 500 orang secara daring. Protokol kesehatan Covid-19 diberlakukan dengan disiplin.
Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Dr Muryanto Amin, SSos, MSi dalam sambutannya mengatakan, musik sarana yang sangat baik untuk pengamalan nilai-nilai pancasila.
“Musik bisa menurunkan stres. Kalau stres, dengar musik, tensi kepenatan akan turun,” ujarnya.
Terkait pengamalan nilai Pancasila, USU, Tambah Dr. Muryanto, saat ini tengah menjalakan dua project. Pertama Project MKWK, yakni mata kuliah Pancasila, Bahasa Indonesia dll menjadi mata kuliah wajib yang dimaksudkan untuk penguatan karakter berwawasan kebangsaan.
“Kedua aplikasi pembelajaran, namanya Indonesia Kuat yang isinya terdiri dari modul pembelajaran multikturasime, radikalisme, kearifan lokal, wawasan kebangsaan. Di aplikasi itu ada berbagai macam pelatihan, konten video dan lain sebagainya,” katanya.
“Kedua aplikasi pembelajaran, namanya Indonesia Kuat yang isinya terdiri dari modul pembelajaran multikturasime, radikalisme, kearifan lokal, wawasan kebangsaan. Di aplikasi itu ada berbagai macam pelatihan, konten video dan lain sebagainya,” Tambahnya.
Prof. Hariyono turut menjelaskan makna dar perbedaan itu, dia mencontohkan, Alquran dan Alkitab telah mencatat bagaimana kekayaan alam dari Sumatera Utara memiliki sejarah yang panjang yang membanggakan.
“Ada satu ayat di Alquran yang menyebutkan air kafur, air kafur itu asalnya dari Pelabuhan Barus. Lalu ada Alkitab yang menyebutkan kemenyan. Kemenyan juga asalnya dari Barus. Sejarah panjang itu mengindikasikan bahwa keiindonesiaan kita sudah terkenal di hampir seluruh dunia,” ujarnya.
Pelaksana kegiatan ini adalah BPIP selaku inisiator program bekerja sama dengan Sinergy for Indonesia dan Indonesia Care. Kolaborasi antara Sinergy for Indonesia dan Indonesia Care.
Annisa Suci Risky, Mahasiswi Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, kepada rri.co.id, mengungkapkan, sangat senang dengan hal seperti ini, ini gerakan baru untuk membangkitkan jiwa nasionalisme kami.
“Awalnya saya terkejut, apa bisa lewat musik menambah rasa nasionalisme, ternyata lewat lagu perjuangan yang sudah di aransemen menambah semangat untuk didengarkan. Apalagi mempunyai makna yang sangat dalam seperti lagu garuda,” Ucap Mahasiswi Semester 6.